Fakta Menarik Bahasa Mandarin

Fakta Menarik Bahasa Mandarin

0
(0)
  • Bahasa Tionghoa merupakan bagian dari Keluarga Bahasa Sino-Tibetan. Bahasa Tionghoa dapat diklasifikasikan menjadi tujuh macam dalam Mandarin (華語, Huáyǔ), Wu (吳語, ngu1 ngiu1), Gan (贛語, Gon ua), Xiang (湘語), Min (閩語, Bân gú, Mìng ngṳ̄), Hakka (客家話, Hak-kâ-fa), dan Yue (粵語, Jyut6jyu5, Yüd6yü5). Pembagian bahasa Tionghoa menjadi bahasa atau dialek merupakan suatu kontroversi.
  • Secara geografis, Bahasa Mandarin merupakan bahasa mayoritas di Tiongkok daratan yang dikenal sebagai putonghua, namun penutur asli dari bahasa Mandarin di Tiongkok daratan berada di dataran tengah ke utara dan bukan di selatan.
1.

Dapat dilihat dari peta tersebut, bahasa-bahasa di Selatan lebih beranekaragam karena struktur geografis yang berbukit-bukit.

  • Mayoritas imigran Tionghoa di Asia Tenggara berasal dari sisi Selatan dari Tiongkok daratan. Hal ini terjadi sebagai akibat kebijakan Cohong (公行) pada 1757–1842 oleh dinasti Qing. Inti dari kebijakan ini adalah semua perdagangan antara Tiongkok (Qing) dan bangsa-bangsa Eropa dilakukan di Canton (sekarang 廣州, Guangzhou). Hal ini kemudian berlanjut dengan konsesi-konsesi bangsa-bangsa Eropa yang terletak di Selatan, seperti Makau dan Hong Kong. Seperti yang dapat dilihat pada peta, penduduk daerah-daerah tersebut tidak berbahasa ibu bahasa Mandarin, melainkan bahasa Tionghoa yang lain seperti bahasa Hokkian, Tiociu (bagian dari bahasa Min), bahasa Hakka atau bahasa Kanton (dialek bahasa Yue). Oleh karena itu, bahasa Mandarin disebut sebagai bahasa Mandarin karena, di daerah-daerah selatan, bahasa Mandarin hanya dikuasai oleh para pejabat pemerintah (Mandarin) dari pusat yang berbahasa Mandarin alias bahasa pejabat.
  • Di masa sekarat, Dinasti Qing (1636–1912) pada tahun 1909 menetapkan bahasa Mandarin dialek Beijing (北京話) sebagai bahasa nasional (國語, Guóyǔ). Pemerintah Republik Tiongkok (RT) melanjutkan kebijakan tersebut dan menyosialisasikannya. Setelah RT terusir ke Taiwan sejak perang saudara, RT tetap memberlakukan kebijakan tersebut sehingga walaupun penutur asli Mandarin di Taiwan sedikit, bahasa resmi tetap bahasa Mandarin. Setelah RT terusir dari Tiongkok daratan, Republik Rakyat Tiongkok tetap melanjutkan hal tersebut dengan label bahasa umum (普通话, 普通話, Pǔtōnghuà).
  • Karena kebijakan bahasa resmi di Tiongkok tidak memiliki kekuatan di negeri para imigran Tionghoa seperti Indonesia, etnis Tionghoa di perantauan melanjutkan kebiasaan leluhur mereka dengan bukan berbahasa Mandarin. Walaupun demikian, pemerintah Tiongkok tetap menyosialisasikan penggunaan bahasa Mandarin pada imigran Tionghoa dalam kebijakan terhadap diaspora. Imigrasi ke luar Tiongkok juga meningkat sehingga penggunaan bahasa Mandarin di luar Tiongkok juga menguat. Hal ini menyebabkan pergeseran bahasa komunitas-komunitas diaspora Tionghoa dari bahasa Tionghoa lainnya ke bahasa Mandarin.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

No Comments

Post A Comment